diantara malaikat dan iblis
📚
Mengawali tulsan ini dengan mengucapkan rasa syukur kita kepada Allah SWT, Shalawat serta salam tetap tersampaikan kepada Nabi Muhammad Khotamul Ambiya’ Wal mursalin.
Keterangan dalam tulisan saya ini mengambil dari salah satu kitab rujukan para santri, Minhajul ‘Abidin yang telah dikarang oleh tokoh muslim yang sangat terkenal yaitu “ Abu Hamid Muhammad Al-Ghazali”.
Beliau menjelaskan dalam salah satu pembahasan dalam kitab minhajul ‘abidin, bahwa di dalam hati manusia terdapat syaitan yang selalu menjaga dan mencari kesempatan, syaitan selalu stand by setiap hari dan setiap saat. Keberdaan syaitan yang ada dalam hati manusia tidaklah mudah untuk dihilangkan, membutuhkan ketlatenan dan jeli dalam mengatasi godaan syaitan dalam hati, bahkan jika sudah masuk perangkapnya syaitan maka seakan manusia tidak mengetahui keberadaan hati dan bisa dikatakan, “ tidak punya hati “ karena hati sudah dikuasai syaitan.
Seiring iman seseorang meningkat maka kualitas syaitan dalam hati juga semakin meningkat, maka dibutuhkan ketlatenan dalam menghadapi syaitan, sehingga godaan bisa pudar dengan sendirinya, bak air mengalir dari hulu ke hilir.
Syaitan pandai dalam membolak balikkan hati, sehingga dengan mudah dapat mengendalikan manusia sesuai dengan keinginannya. Na’udzubillah.
Dalam hati ada syaitan, dalam hati juga ada malaikat yang selalu mengantarkan manusia untuk berbuat baik. Jika Allah Menurunkan rahmat dan ilham, maka malaikat juga akan mengiringi rahmat ini dalam hati setiap manusia. Andil syaitan dalam hati biasanya seiring rahmat dari Allah turun ke hati manusia, syaitan mulai bergegas untuk membelokkan hati manusia, syaitan tidak menginginkkan hati manusia mendapatkan ilham dan rahmat dari Allah SWT.
Bagaimana kita mengetahui Rahmat dan ilham itu turun dari Allah? Dalam salah satu keterangan, bahwa hati akan terasa nyaman dan sejuk ketika mendapatkan rahmat ataupun ilham dari Allah, jika manusia tidak langsung melaksanakan dan memanfaatkan rahmat ini maka syaitan yang selalu stand by dalam hati akan menjadikan hati manusia was was, canggung dan memudarkan keyakinan hati manusia.contoh sederhana, ketika suara adzan dikumandangkan, dan kita mendengarkan adzan tersebut, yang terbesit dalam hati pertama adalah, memenuhi panggilan adzan dan bergegas ke Masjid atau melaksanakan ibadah shalat. Ini suatu rahmat dari Allah, kita bisa mendengarkan adzan dikumandangkan dan kita bisa bergegas ke Masjid. Akan tetapi jika hati kita membiarkan rasa was was menghampiri sesaat, maka syaitan akan mudah mempermainkannya. Wallahu A’lam Bissowab.
Comments
Post a Comment