Muh Habibulloh
Sistem
Pembelajaran Istima’ Di Era Digital
Ketrampilan istima’
merupakan pembelajaran yang menitikberatkan pada pendengaran peserta didik, dan
kejelian daya tangkap makhorijul huruf yang telah dikuasai. Ketika kita
membahas sistem pembelajaran istima’ berarti membahas tentang tujuan
pembelajaran istima’, materi pembelajaran yang akan
disampaikan, metode yang diterapkan, media yang dipakai dan
sistem evaluasi yang diterapkan. Sistem pembelajaran istima’ di
era digital merupakan sistem pembelajaran yang mengacu pada media digital,
yaitu media yang sering digunakan untuk alat komunikasi saat ini. Seperti dalam
perangkat digitalnya handphone dan komputer. Yang mana keduanya sangat
mempengaruhi kelancaran dalam mengembangkan pembelajaran istima’. Dan keduanya
pula saling berkaitan untuk kelangsungan pembelajaran tersebut. Media digital dalam
handphone dan komputer bisa berisi website, media sosial,
gambar dan video digital, audio digital.
Pembelajaran istima’
di era digital menggabungkan dua media dasar dalam pembelajaran yaitu visual
dan audio visual. Yang mana keduanya sudah masuk kedalam media digital
yang ada dalam handphone dan komputer.
Tidak sulit siswa saat ini belajar melalui salah satu dari media sosial
youtube, facebook, instagram, whatsapp, telegram dan masih banyak lagi yang
lainnya. Secara sederhana guru merekam materi dalam handphone / komputer
kemudian di upload dalam media sosial tersebut. Dan saat pembelajaran dimulai
siswa diberi hak akses untuk materi pembelajaranya, dan berlangsunglah
pembelajaran istima’ secara daring atau secara digital. Pembelajaran
ini bisa dilakukan dengan tatap muka di kelas atau pembelajaran jarak jauh.
Tujuan
Pembelajaran Ketrampilan istima’ :
Secara umum,
tujuan pembelajaran istima’ menurut Munir dalam bukunya perencanaan sistem
pembelajaran bahasa arab yaitu Mengembangkan kemampuan mendengarkan dan
perhatian terhadap materi yang didengar yang sesuai dengan tingkat perkembangan
peserta didik, Mengembangkan kemampuan menangkap pesan dan merespon materi yang
didengar, Melatih memahami materi dengan cepat dan tepat ditengah – tengah percakapan,
Menanamkan tradisi mendengarkan ungkapan yang bernilai sosiologis dan
edukatif,Mengembangkan aspek interest terhadap hal-hal yang kontemporer
dan mengambil nilai positifnya, Mengembangkan aspek berfikir secara cepat
sehingga mampu menganalisis apa yang didengar dengan sumber yang benar.
Untuk mengembangkan
kemampuan mendengarkan dan perhatian memerlukan empat kali tatap muka dengan
durasi 1 x35 menit, misal : Pertemuan pertama : peserta didi mampu
mendengarkan dengan baik bunyi huruf – huruf hidup أ – ي baik berharakat fathah, kasrah ataupun dhammah
. Pertemuan kedua : peserta didik mampu mendengarkan dengan baikbunyi
huruf – huruf mati أ – ي, Pertemuan ketiga
: peserta didik mampu mendengarkan dengan baik bunyi panjang dan pendek huruf,
baik di awal, di tengah maupun di akhir kata., Pertemuan keempat :
peserta didik mampu mendengarkan dan memperhatikan setiap perbedaan bunyi panjang
pendek maupun berharakat ganda dan bunyi huruf tambahan.
Menyusun materi
pembelajaran istima’ :
Pertemuan Pertama : Pembelajaran bisa dimulai dengan menyampaikan bunyi semua huruf
berharakat fathah, kemudian semua huruf berharakat kasrah, dan
semua huruf berharakat dhammah dan seterusnya
Pertemuan Kedua : Pembelajaran bisa dimulai dari bunyi huruf أ – ي atau dengan cara pengelompokan
tertentu, misalnya dimulai dengan menyampaikan materi tentang huruf – huruf qalqalah
أحرف القلقلة ) ),
kemudian huruf – huruf halaq أحرف الحلقية ) ), huruf – huruf hams أحرف
الهمس, shafir صفير ) ( dan seterusnya.
Pertemuan ketiga : Perbedaan karakteristik setiap bunyi huruf. Pembelajaran ini
bisa dimulai dengan perbedaan bunyi huruf berharakat hidup ضمة ، فتحة ، كسرة ) ) dan bunyi hufur
mati / sukun. Selanjutnya materi tentang perbedaan bunyi – bunyi huruf yang
berdekatan makhraj, misalnya
أ –
ع ، ح – هـ ، ذ – ز ، ث – س ، ش – ص ، ت – ط ، ت – د ، ح – خ ، ذ – ظ ، ك – ق
Bagi peserta didik non Arab,
mengetahui perbedaan bunyi – bunyi huruf tersebut sangat penting, sebab mereka
belajar bahasa arab tidak berangkat dari nol, tetapi telah mendapat pengaruh
bahasa ibu atau bahasa lokal, sehingga telinga dengan lidahnya telah terbiasa
dengan dialek, gaya bahasa dan sistem bunyi bahasa ibu atau bahasa lokal. Sementara
tidak semua sistem bunyi bahasa arab ada padanya dengan sistem bunyi bahasa ibu
atau bahasa lokal.
Oleh karena
materi yang dipandang sangat sederhana dan mudah bagi orang arab seringkali
terasa sangat sulit bagi peserta didik non arab. Untuk kasus indonesia, setiap
bahasa ibu mempunyai sistem bunyi huruf masing – masing. Biasanya problematika
terbesar dalam pembelajaran materi istima’ adalah membedakan bunyi –
bunyi huruf mati, terutama huruf – huruf yang sama makhraj dan sifatnya.
Pertemua keempat : Karakteristik bunyi – bunyi hhuruf berharakat panjang ( الحركات الطويلة أو المد ) . pembelajaran bisa
dimulai dengan menyampaikan materi karakteristik bunyi panjang huruf berharakat
fathah, kemudian bunyi panjang huruf dengan huruf berharakat kasrah
dan selanjutnya bunyi panjang huruf berharakat dhammah , terutama yang
baku. Misalnya mengenal kata kata yang selalu dibaca panjang dengan fathah
: قال، جاء، باب، تاجر، كتاب، حساب dan
sebagainya. Kemudian kata – kata yang selalu dibaca panjang dengan harakat dhammah
misalnya : صورة،
بولس، طول، حور، جلوس، بحوس، شكور dan
seterusnya. Selanjutnya kata kata yang selalu dibaca panjang dengan harakat kasrah,
misalnya kata : قيل، فيل، ريح، سيرة، تين، بريد، جديد،
خبير، لطيف، طبيب dan seterusnya.
Pertemuan kelima : Perbedaan karakteristik bunyi huruf, baik hidup – mati, panjang –
pendek huruf illat (ا و ي ) , dan juga huruf bersyaddah. Materi pembelajaran
bisa dimulai dengan mengenal perbedaan bunyi huruf hidup dan mati, panjang dan
pendek, namun dalam kadar mengulangi materi yang telah disampaikan , lalu
materi tambahan yang ditekankan adalah bunyi huruf bersyaddah dan huruf
tambahan, misalnya bunyi tambahan akibat penggunaan huruf ال شمشية dan ال قمرية , contoh :
ال
شمسية : الثقافة ، التّاجر، الدّور، الذّريع، الرّجال، الزّيارة و ما اشبه ذلك
ال
قمرية : البحر ، الجنة ، الحاجة، الخبز، العبارة، الغزيرة، الفول و ما اشبه ذلك
Metode dan
media pembelajaran :
Metode pembelajaran
istima’ sesuai dengan metode yang biasanya digunakan dalam pembelajaran
bahasa arab pada umumnya, hanya yang membeedakan pada aplikasi dari metode
tersebut. Adapun metode yang digunakan yaitu metode langsung direct method
(الطريقة المباشرة) , yaitu dengan
memberi contoh langsung kata – kata yang mengandung bunyi huruf huruf dari أ و ي ,
baik berharakat fathah, kasrah, dhammah , maupun berharakat
sukun. Metode ini menekankan pada latihan mendengarkan bunyi – bunyi huruf dalam
setiap pembelajaran istima’, teknik yang dapat digunakan yaitu aural –
oral approach, yaitu mendengarkan dan menirukan ucapan ( السمعية النقطية ) . sedangkan media yang digunakan bisa handphone
atau Laptop. Yang mana guru dapat merekam dan mengirimkan saat pembelajaran,
kemudian siswa mengamati dan mendengarkan secara cermat. Hal ini guru juga bisa
menampilkan native speaker dari pengguna bahasa asli dengan mengakses
link yang telah diberikan oleh guru, melalui media sosial youtube, facebook,
whatsapp, telegram dan instagram. Dalam latihan mendengarkan
dan melafalkan bisa dimulai dengan kolektif, lalu kelompok – kelompok kecil
sampai setiap peserta didik (individual).
Bila dilihat
dari teknik urutannya, proses pembelajaran istima’ di era digital
tidak jauh beda dengan teknik dasar dari pembelajaran istima’ yang dapat
dibagi dalam empat tahap, Tahap Pertama, Al-Taqdim yaitu tahapan pemula
yang menekankan aspek lafal bunyi huruf dengan fasih, baik dari sisi makhraj
maupun sifat, baik bunyi huruf hidup ataupun mati dengan ungkapan yang tepat, Kedua,
Al-Muhakah Wa Al-Tikrar yaitu menyampaikan ungkapan – ungkapan bunyi
huruf, lalu diikuti oleh semua peserta didik, Ketiga, Al-Tamayyuz
yaitu tahap pembelajaran yang menekankan pada aspek memahami karakteristik
bunyi huruf secara baik yaitu dapat membedakan Makhraj, sifat, panjang
pendek, Washal dan Waqaf, kemudian Keempat, Al-Istimal
yaitu memahami dengan baik dan benar sesuai Makhraj, sifat, panjang
pendek, Washal dan Waqaf pada kalimat yang diungkapkan. dan sedangkan
evaluasi pembelajaran istima’ cukup membuat draft dengan
media yang ada dalam laptop atau Handphone secara online atau offline
yang pasti menggunakan media digital dapat dimasukkan dalam Website,
Google Form, Testmoz dan lain sebagainya. Kemudian dievaluasi secara Kolektif
maupun Individu.
Comments
Post a Comment